Senin, 18 Januari 2016

Teknoloagi JAQ(Powerbank), Powerbank yang Bisa Diisi Ulang dengan Air dan Garam

Penggunaan powerbank saat ini memang tidak bisa lepas dari kita, apalagi dengan semakin padatnya aktifitas kita, membuat kita harus menenteng powerbank agar perangkat smartphone atau tablet kita selalu on setiap saat. Namun mungkin kita pernah merasakan dimana powerbank kita kehabisan daya, sehingga kita juga bingung karena ada telepon penting dan daya dari perangkat smartphone kita tinggal 2-3% saja.

Hal tersebut nampaknya tidak berlaku bagi powerbank yang satu ini. Adalah JAQ yang mana sebuah powerbank buatan perusahaan startup asal Swedia, MyFC. Tidak seperti powerbank lainnya, yang menarik pada JAQ adalah powerbank ini tidak membutuhkan listrik saat mengisi daya. Loh, kok bisa? Ya powerbank ini cukup menggunakan air dan garam sebagai sumber energinya.

Cara kerjanya seperti ini, powerbank ini terdiri dari cartridge, yang mana cartridge ini akan menampung air dan garam. Lalu saat cartridge dimasukkan, JAQ akan mengkonversikannya menjadi sebuah energi hidrogen, yang diubah menjadi arus listrik agar dapat digunakan untuk mengisi daya dari smartphone. Tapi tidak hanya smartphone, perangkat yang dapat diisi ulang dayanya dengan port USB pun juga dapat menggunakan powerbank ini.


Cartridge yang berisi air dan garam yang kemudian disulap menjadi hidrogen


Untuk ukurannya sendiri, JAQ sendiri bisa dikatakan tipis dan tidak berat, yang memiliki dimensi panjang 127 mm, lebar 21mm dan ketebalan 77 mm, dengan berat 180 gram. Kapasitas dari cartridge tersebut memang tidak besar, yaitu 1.800mAh, namun bisa menjadi andalan ketika dalam keadaan mendesak dan tidak ada sumber listrik. Jadi jika ingin pake powerbank ini kudu siapin garam nih.

Sumber:

Senin, 11 Januari 2016

Permasalahan & Cara Mengatasi Masalah Dalam Membangun Usaha Berbasis IT

Berikut ada 7 hal permasalahan usaha/bisnis secara umum;

1.Kurangnya Pemahaman Usaha dan tempat usaha

Memahami secara kontekstual dan strategi bukan saja bagaimana produk itu mempunyai nilai tambah dan dibuat. Namun perlunya pemahaman akan kebutuhan masyarakat akan produk tersebut, baik secara frekuensi, kuantitas, bentuk/jenis dan kualitasnya. Pemahaman usaha juga berkaitan terhadap sarana dan prasarana misal lokasi usaha, info usaha, kondisi kelengkapan usaha. Misal saya ambil contoh, seorang ibu yang pandai sekali memasak belum tentu berhasil dalam usaha rumah makan karena bisnis tidak saja tentang pemahaman proses produksi saja. Misal lagi, tempat usaha yang disewa ratusan juta belum tentu akan membawa keberhasilan usaha, jika tidak mempunyai kedekatan pasar dan kemudahan akses (akses berbasis jangkauan fisik dan teknologi). Kedekatan lokasi dengan sumber bahan baku/sumber produksi juga menjadi bagian penting karena dapat mengefisiensikan biaya transportasi dan produksi.

2. Kurangnya pengalaman dan strategi pemasaran

Kewirausahaan dalam kontek usaha masyarakat, tetap perlu ada pengalaman usaha. Kalo sekiranya pemodal dan pemilik belum pengalaman maka belilah orang untuk dijadikan staf atau patner usaha, baik secara aktif maupun konsultan. Pengalaman berhubungan dengan bagaimana menjual, kepada siapa menjual, mengikat pelanggan, menangkap reaksi pelanggan dll.

Secara umum masyarakat perilaku kewirausahaan, mampu dan giat dalam produksi, baik dalam usaha kerajinan, makanan,  layanan jasa dan lain-lain namun tidak mempunyai kekuatan dan metode dan konsep pemasaran yang sistematis, ketika hari ini cukup laku maka tidak memperhitungkan kemungkinan bulan yang akan datang bahkan tahun-tahun mendatang. Saya coba pernah terlibat dalam penjauan beberapa UKM, rata-rata tidak mempunyai rencana pemasaran, bahkan rencana usaha atau bisnis plan tidak punya, sehingga rencana peningkatan usaha juga tidak bisa dijadwalkan dan dipacu untuk dicapai.

Pemasaran yang diterapkan masih tradisional dan rentan terhadap perebutan pelanggan oleh pesaing. Tidak ada usaha untuk membangun loyalitas dan fanatisme. BIsakah usaha mikro membangun fanatisme? Sangat bisa, ketika saya menambal ban kendaraan yang bocor saya memilih satu tukang tambal ban dari 3 yang ada di sekitar saya, karena memang kualitas alat pembakar yang menghasilan tambalan yang bagus dan sosoknya pun yang komunikatif, menghargai dan rela mengulang dan dikritik  bila kurang sempurna hasilnya.

3. Kurangnya pemahaman dalam pengadaan dan pemeliharaan bahan baku dan sarana.

Pengadaaan bahan baku tidak serta merta sepreti logika membeli bahan baku cabe, daging dalam rumaha makan atau logika semen, besi dalam usaha bangunan, tetapi lebih kepada bagaimana bahan baku diperlakukan. Banyak pebisnis yang baru membuka usaha membeli bahan baku sebanyak mungkin namun tidak dengan pemahaman bagaimana bahan baku dipelihara, serta pemahaman frekuensi penggunaan bahan baku harian, mingguan dan permintaan masyarakat .Contoh lain lagi, pemahaman sarana, banyak pengusaha dalam bidang digital printing membeli alat jutaan bahkan ratusan juga impor, namun tidak paham bagaimana memelihara dan antisipasi hariannya secara rutin dan strategis, sehingga keseringan rusak menimbulkan  ketergantungan teknisi dari luar kota dan luar negeri, membuat usaha macet ketika alat rusak. Sehingga banyak order yang di batalkan, pelanggan pun lari. Padahal ada beberapa penyedia sarana digital printing  yang memberikan layanan garansi secara pasti sampai ke mendatangkan teknisinya dari China sana, walau harga lebih mahal, ini semua hasil studi kasus di pebisnis digital printing di Yogya.

4. Kurang nya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan

Kebijakan dalam menentukan keputusan strategi ber wirausaha hendaknya tidak mengandalkan dari insting dan naluri saja. Namun histori dalam catatan administrasi perlu di jadikan modal dalam menentukan keputusan. Kebijakan/Keputusan berbasisis data. Begitu juga dalam hal keuangan, banyak kasus usaha yang dirintis tidak mempunyai kekuatan data keuangan yang baik, sehingga pemilik tidak paham akan pendapatan rutin bulanan, tidak bisa mengkorelasi antara pendapatan, penjualan dan penggunaan bahan baku. Sehingga kemungkinan penyalahgunaan di tingkat bawah bisa dijalankan tanpa diketahui.

5. Kurangnya kehandalan pengelolaan modal dan kendali kredit

Wirausaha-wan yang baik memahami modal tidak saja uang. Sehingga kredit yang membabi buta ke bank-bank bukan salah satu solusi tunggal, apalagi mengambil kredit maksimal dari plafon jaminannya, yang tidak diperhitungkan dari kebutuhan operasional. Pengusaha mikro banyak menjadi kan kredit sebagai expansi produksi dan pra investasi. Tidak akurasi dalam memperhitungkan kebutuhan suntikan modal dengan kemampuan bayar bulanan dan skala likuditas nya. Likuiditasnya misal apakah pelanggan anda selalu cash membayar atau menunda-nunda pembayaran. Dengan kata lain, ketika anda memgajukan kredit ke bank, tentu andapun  juga harus hati-hati dalam memberikan kredit atau pending payment kepada pelanggan anda, pilah-pilah mana yang tertib dan tidak,lali tentukan sikap skala prioritasnya.

Pemodalan yang semu dan tidak terpisah dengan kepentingan/kebutuhan  pribadi juga menjadi awal kegagalan usaha, penarikan dana dari perusahaan/toko terlalu sering dan cepat namun tidak memperhitungkan dengan arus pembayaran dan pendapatan perusahaan/toko/usaha.

6. Kurangnya kehandalan SDM yang berwawasan wirausaha

Wirausahawan yang sejati tidak serta merta menjadikan seluruh keluarganya adalan staf dari perusahaan/toko/usahanya. Kenapa? Karena hubungan yang terlalu cair dalam keluarga dapat menghilangkan kinerja fungsi stuktural yang seharusnya. Misal harusnya pimpinan berhak menegur proses pengelolaan pengadaaan barang yang sesuai standar, namun karena staf yang bertanggungjawab adalah adik ipar, maka segan untuk menegur, dan beranggapan bahwa nanti tentu akan berubah. SDM yang berwawasan wirausaha maka akan membentuk jiwa yang kokoh, karena beranggapan bahwa selain dia staf namun juga sosok yang yakin bahwa dengan sukses di bidangnya maka dia terlah berhasil sebagai wirausaha wan layaknya pemilik usaha, walau hanya dalam area kerjanya, seakan-akan bekerja sukses juga kepuasan pribadi dan teamwork. Sehingga staf mempunyai daya tahan terhadap masalah yang timbul, karena beranggapan bahwa masalah adalah bagian dari proses berwirausaha. Caranya, jangan jadikan staf anda seorang robot yang harus turut pada perintah namun juga diberikan tantangan untuk analisa perbaikan, dan ada reward periodik, inilah hal yang tidak dilakukan penguasana secara umum, dan salah satu kegagalan dalam skop SDM. Memasukkan nilai kewirausahaan menyatu dalam motivasi kerja bawahan bukan hal yang mudah, tetapi jika anda memberikan tantangan dan standar pencapaian per unit, maka itu salah satu bentuk pendidikannya, tinggal metode harmonisasiny antara divisi.

KEkurangan dalam menentukan kualifikasi staf dalam rekrutmen merupakan sebagian penyebab kegagalan dalam usaha peningkatan keberlangsungan usaha. Sehingga perencaaan usaha yang baik selalu menyiapkan kriteria SDM masing-masing divisi baru melakukan rekrutmen. Jangan terbalik.

7. Kekurangan pemahaman perubahan teknologi

Dalam awal tulisan ini disinggung masalah seorang pengusaha individu bidang Cetak Foto Kilat, secara logika pengusaha Cetak Kilat 10 menit tad harusnya i langsung bermigrasi ke bisnis cetak berbasis digital ketika ada perubahan teknologi cetak foto, namun karena justru banyak keterbatasan pemahaman teknologi maka pelarian usaha justru keluar dari bisang usaha sebelumnya. PEmahaman teknolgi bagi SDM tidak serta merta harus berkaitan dengan computer dan internet, namun juga berdasar kemudahan dari dampak teknologi yang ada, misal mengulek sambel dari cobek beralih dengan blender, dari penghangat nasi dengan kompor beralih ke magic jar. Sekarang kalo dalam bidang cetak mencetak, yang dahulunya dengan mesin cetak warna yang mahal sekarang cukup dengan yang portable dan print namun tetap dengan kualitas handal.

Kegagalan usaha pemahaman teknologi ini tidak semata karena pemahaman pembelian namun juga pemeliharaan, misal banyak data keuangan, data nasabah yang hilang karena virus, atau ketidakmampuan staf dalam melindungi data file konsumen sehingga ada pesaing yang bisa mengambil melalui salah satu stafnya yang hendak kena PHK atau pindah, sehingga data-data dengan mudah digunakan oleh pesaing.

Teknologi juga berkaitan dengan prediksi kehandalan perangkat yang digunakan saat ini agar tetap survive dalam 5 s.d 15 tahun mendatang. serta hendaknya SDM harus mau belajar setiap saat untuk mengikuti perkembangan teknologi.


Teknologi juga berakitan dengan keberhasilan pemasaran baik dalam mendesain grafis, pubklikasi profil dalam cd, membuat website atau blog gratis. Jangan berpikir bahwa usaha kecil pun tidak perlu website, karena beberapa waktu lalu saya mendesain sistem sebuah web untuk promosi kecil usaha jahit baju, saat ini order dari beberapa kota hasil promosi di website sudah mulai berdatangan. Yang penting unik, entah harga, hasil, pengguna dan nuansa.

Hal-Hal Penting Dalam Membangun Usaha Berbasis IT

1. Pekerjakan Orang yang Dikenal
LeBlanc mengungkap salah satu kunci sukses membangun startup, ialah memilih orang yang telah dikenal baik kemampuannya. “Semakin Anda mengetahui keunggulan (anggota tim), semakin dapat diprediksi keberhasilan apa yang Anda coba capai,” tuturnya.

2. Partner Jangka Panjang
LeBlanc bisa meraup USD10 juta untuk pembiayaan HotLink. HotLink merupakan startup teknologi yang menyederhanakan manajemen IT dan hybrid cloud.

Menemukan partner ini tentunya yang memiliki sumber daya untuk membantu meng-cover biaya. Sehingga, Anda tidak perlu membawa investor ‘penyelamat’ saat perusahaan sedang krisis.

3. Hindari Pekerja Minim Pengalaman
LeBlanc menyarankan agar jangan sampai mempekerjakan karyawan yang belum memiliki akumulasi pengalaman selama beberapa tahun. Sumber daya manusia menjadi salah satu kunci dalam membangun kesuksesan perusahaan.

4. Integrasi Antar Bidang
Menurut LeBlanc, harus diperlukan koordinasi antara bagian dalam tubuh perusahaan startup. Masing-masing harus memiliki peran dan bertanggungjawab terhadap bidang pekerjaannya.

Misalnya, bagian teknik fokus pada urusannya. Sementara, ada bagian yang mengurusi kepekaan terhadap kebutuhan konsumen selama fase pengembangan produk atau jasa. Sehingga, Anda bisa menyimpan lebih banyak waktu serta mencegah stres.

5. Bangun Passion Perusahaan
LeBlanc mengungkap, startup bisa saja sedang mengalami penurunan atau kenaikan pada pendapatan. Jika seseorang hanya berorientasi pada gaji yang ia peroleh, tanpa memiliki passion atau semangat bekerja di perusahaan, maka ini bisa menjadi penghalang untuk membuat perusahaan menjadi berkembang. Diperlukan kesabaran hingga bertahun-tahun untuk membangun startup yang sukses.

sumber : http://techno.okezone.com/read/2014/02/05/429/936509/5-tips-sukses-bangun-bisnis-startup

Kiat-kiat untuk membangun bisnis IT

kiat-kiat unutk membangun bisnis IT

Hargai waktu

Beri nilai uang pada waktu Anda, misalnya Rp20 ribu perjam. Ini akan membantu saat Anda harus mengambil keputusan: Bila sebuah toko mengenakan biaya Rp10 ribu untuk pengiriman setiap minggu, dan Anda membutuhkan waktu 2 jam untuk pergi ke toko tersebut sendiri, maka bayar terus ongkos kirim dari perusahaan tersebut, karena lebih murah. Ini mungkin bertentangan dengan aturan ke 3, tapi bahkan budak sekalipun juga memiliki nilai ekonomi.

Jual kelebihannya.

bukan harganya. Saat Anda memulai usaha, sudah sewajarnya Anda frustasi memasarkannya.Tapi, jika Anda bersaing pada harga, Anda pada akhirnya kan menjual dengan harga pas-pasan atau bahkan di bawah modal. Kuasai keahlian berkomunikasi dengan pelanggan, untuk menjelaskan bahwa harga produk Anda lebih tinggi karena memiliki nilai yang lebih baik.

Gunakan teknologi terbaru

Teknologi anyar seperti aplikasi dan penyimpaanan data dengan cloud technology sangat murah dan membuat perusahaan kecil dapat bersaing dengan perusahaan besar. Manfaatkan teknologi rendah biaya yang ada di pasaran.

Perlakukan vendor dengan baik 


Perlakukan vendor dan suplier Anda sebaik mungkin, seperti halnya Anda memperlakukan para pelanggan. Mereka bisa saja memberikan diskon berdasarkan besarnya volume pemesanan Anda, atau bahkan demi menjaga hubungan baik, serta berharap ada peningkatan volume di masa mendatang. Hubungan yang baik membuat mereka juga dapat memahami keterlambatan pembayaran, bahkan memberikan pengiriman gratis.


Bisnis dalam bidang teknologi memang sangat ketat. Seseorang yang mempunyai ide kreatif dan mampu mewujudkan dalam bentuk teknologi yang nyata maka bisa menjadi orang yang sangat sukses (kaya raya). Anda bisa lihat latar belakang kehidupan beberapa orang yang sekarang telah besar namanya, misalnya pemilik Google, Facebook, Apple, Microsoft dan banyak lagi. Mereka sekarang adalah kelompok borjouis yang awalnya belajar dan menciptakan sesuatu dari garasi rumah mereka.
Dunia Informasi dan Teknologi (IT) telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Bagi para entrepreneur, bisnis dalam bidang teknologi begitu terbuka namun sangat ketat. Gampang memasukinya, namun gampang juga terdepak dalam persaingan tersebut. Semua itu tidak lepas dari persaingan dalam berkreatifitas mewujudkan suatu teknologi yang unik dan bermanfaat. Dalam IT, terdapat ratusan jenis/bidang bisnis yang sedang berkembang di setiap negara di dunia ini. Para pebisnis biasanya berusaha mencari atau mengembangkan bisnis IT-nya untuk spesifikasi atau spesialisasi tertentu. Sementara bagi para pebisnis muda, biasanya mereka cenderung tertarik dalam bisnis teknologi pada bidang :

Pengembangan perangkat lunak / aplikasi / software
Distributor dari produk-produk IT (baik software maupun hardware)
Konsultan dan Implementator Teknologi Informasi
Trainner IT
Setiap poin bisnis di atas akan terbagi lagi dalam berbagai spesialisasi tertentu. Dalam menjalankan bisnis dalam bidang teknologi ini, ada berbagai faktor yang mempengaruhi sukses dan tidaknya. Dua diantaranya adalah ketepatan memasuki pasar atau time to markert dan kualitas sebuah produk serta solusi yang dimilikinya. Jika terlambat memasuki bisnis ini, akan sulit bersaing dengan market leader. Anda harus menawarkan hal berbeda dan menarik untuk dapat bertahan dalam bidang bisnis ini. Namun jika terlalu dini, maka harus bersedia mengeluarkan biaya yang besar, sebelum teknologi/produk teknologi  yang anda usung dikenal luas oleh masyarakat. Untuk terjun ke dalam bisnis IT pada bidang tertentu, sebaiknya anda memperhatikan dua hal berikut ini, yaitu

Melakukan pemilihan terhadap jenis usaha yang paling anda kuasai baik dalam bidang teknologi maupun pada bidang pasar (pelanggan) yang membutuhkan market tersebut.
Melakukan proyeksi dan pemilihan pada jenis usaha yang mempunyai prospek yang akan berkembang di masa depan.  Terjun pada usaha bisnis yang tengah berkembang namun memiliki persaingan yang ketat akan mengurangi margin keuntungan anda atau mungkin anda bisa gulung tikar.
Dalam memasuki bisnis dalam bidang IT, tidak cukup hanya berbekal pada keahlian penguasaan suatu teknologi. Agar sukses menjadi enterpreneur dalam dunia IT,  ada beberapa kemampuan yang dibutuhkan, antara lain:

Kemampuan di bidang penjualan atau salesmanship. Dengan berbekal kemampuan ini dan disokong oleh keahlian penguasaan teknologi yang terkait dengan produknya, maka peluang untuk menarik pelanggan dan ketertarikan pelanggan (konsumen) terhadap teknologi atau produk yang sedang ditawarkan akan lebih besar.
Kemampuan dalam bidang teknis. Ini penting untuk meyakinkan para konsumen bahwa anda atau perusahaan anda adalah pihak yang tepat dalam memberikan produk dan solusi teknologi bagi dirinya atau perusahaannya. Inilah citra utama yang menentukan kepuasan para pelanggan. Misalnya seseorang yang ingin membeli komputer tablet di toko anda, tapi anda sendiri tidak pandai mengoperasikannya. Tentu ini akan memberi preseden buruk bagi bisnis anda.
Kemampuan atau Pemahaman tentang keuangan perusahaan (accounting, financial management). Kemampuan ini berguna untuk mengatur roda keuangan di perusahaan anda.

Keahlian dalam menjalin mitra terhadap berbagai pihak atauHuman Relationship. Ada yang beranggapan bahwa untuk bisa berdiri kokoh pada bisnis teknologi, 20%nya ditentukan oleh implementasi dari aplikasi produk teknologi yang diciptakan/dijualnya, dan 80%nya ditentukan oleh manusianya baik para programmer, konsultan teknologi, manajer proyek dan pengguna akhir. Jadi faktor human relationship juga cukup vital.

sumber: http://www.kerjausaha.com/2012/12/kiat-sukses-menjadi-pebisnis-bidang.html