Elemen – Elemen Dalam Desain Komunikasi Visual
Ilmu Grafis Desain ini membahas Elemen-Elemen
Dalam Desain Komunikasi Visual yaitu Tipografi,
Simbolisme, Ilustrasi &Fotografi. Elemen desain komunikasi visual secara langsung maupun tidak langsung
terhubung dengan nirmana dan semiotika untuk menghasilkan karya
desain grafis yang menarik. Penekanan Fungsi dan kemanfaatan yang saling
bersinergi dengan estetika adalah karya desain yang dicari semua desainer dan
diminati customer.
Abstrak
Dalam
era globalisasi informasi dan teknologi seperti sekarang ini, Desain Komunikasi Visual berperan penting dan menjadi topik
hangat yang tidak dapat terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Hampir setiap
hari, kemanapun kita pergi, kita akan menjumpai bentuk-bentuk dari Desain Komunikasi Visual. Sayangnya, banyak diantara kita yang
belum sadar akan tujuan dan manfaat dari Desain Komunikasi Visual itu sendiri. Tulisan ini akan membahas
mengenai apa tujuan, manfaat, elemen dan lapangan kerja dari Desain Komunikasi Visual
Pendahuluan
Manusia,
sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi dengan makhluk
hidup lain. Komunikasi dapat dilakukan baik secara lisan dan tulisan (visual). Contoh paling konkrit dari
komunikasi lisan antara lain adalah berbicara, berdiskusi, melalui radio dan
lain-lain; sedangkan komunikasi tulisan (visual) adalah surat, majalah,
brosur, surat kabar, dan lain-lain. Bahkan dewasa ini, seiring dengan
berkembangnya teknologi dan informasi, kita dapat juga berkomunikasi dengan
cara yang menggabungkan kedua bentuk tersebut di atas, contohnya televisi dan multi
media.
Dalam
era globalisasi dewasa ini, banyak di antara kita dengan kesibukan kita, kurang
mempunyai waktu untuk berkomunikasi secara lisan lagi. Komunikasi lebih banyak
dilakukan dengan tulisan, contohnya melalui memo, surat,
faksimili, e-mail dan lain-lain; atau secara visual, contohnya dengan poster,
leaflet, brosur dan lain-lain. Dengan perkembangan seperti inilah kemudian
muncul kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki spesialisasi di bidang
ini, yang kemudian muncul disipilin yang dikenal sebagai bidang graphic design
atau Desain Komunikasi Visual.
Sejarah Komunikasi Visual
Sejak jaman pra-sejarah manusia telah
mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual. Bentuk komunikasi visual pada
jaman ini antara lain adalah piktogram yang digunakan untuk menceritakan
kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age), bentuk lain adalah
hieroglyphics yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian seiring dengan
kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke tulisan,
contohnya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan kreatifitas
manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk yang lebih
menarik dan komunikatif, contohnya seni panggung dan drama; seperti sendratari
Ramayana, seni pewayangan yang masih menjadi alat komunikasi yang sangat
efektif hingga sekarang.
Sebagai
suatu profesi, desain komunikasi visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an.
Sebelum itu, jika seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu
secara visual, maka ia harus menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman spesialis”. Spesialis-spesialis ini antara
lain adalah visualizers (seniman visualisasi); typographers (penata huruf),
yang merencanakan dan mengerjakan teks secara detil dan memberi instruksi
kepada percetakan; illustrators, yang memproduksi diagram dansketsa dan lain-lain.
Dalam
perkembangannya, desain komunikasi visual telah melengkapi pekerjaan dari agen periklanan dan tidak hanya
mencakup periklanan, tetapi juga desain majalah dan surat kabar yang
menampilkan iklan tersebut.Desainer komunikasi visual telah menjadi bagian dari
kelompok dalam industri komunikasi – dunia periklanan, penerbitan majalah dan
surat kabar, pemasaran dan hubungan masyarakat (public relations).
Desain Komunikasi Visual dan Seni Murni
Desain Komunikasi Visual bukan seni
murni. Seorang seniman pada bidang seni murni terkadang mempunyai penonton atau
pengamat hanya satu (seniman itu sendiri), dimana karya seni tersebut merupakan
ekspresi emosi dan perasaan dari seniman itu sendiri yang pada akhirnya
bertujuan untuk memuaskan diri seniman tersebut. Sedangkan seorang desainer
komunikasi visual menghadapi lebih dari satu pengamat yang kadangkala bisa
mencapai jutaan orang, dimana desainer itu harus dapat memahami dan
menginterpretasikan permintaan seseorang atau sekelompok orang ke dalam suatu
karya desain yang pada akhirnya bertujuan untuk memuaskan orang atau sekelompok
orang itu.
Seringkali
desain komunikasi visual tampak seperti seni murni, dan sebaliknya seni murni
dapat tampak seperti desain komunikasi visual. Bahan dan teknik yang digunakan juga hampir sama,
tetapi maksud dan tujuan masing-masingnya berbeda. Seniman dan desainer,
keduanya berusaha memecahkan problem visual, tetapi seniman murni bertujuan
lebih untuk memuaskan diri; sedangkan desainer harus menggerakkan sekelompok
orang untuk menghadiri suatu acara, mengikuti petunjuk, memahami peta suatu
lokasi atau membeli suatu produk.
Desain komunikasi visual memegang
peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Kemanapun kita
pergi, kita akan menjumpai informasi-informasi yang berkomunikasi secara
visual. Tanda-tanda dan rambu-rambu lalu lintas, poster-poster promosi tentang
restoran, hotel dan lain sebagainya, semua dapat memberikan informasi kepada
pengamatnya yang terdiri dari berbagai kelompok usia dan berasal dari berbagai
kalangan dan golongan. Hal ini juga yang membedakan desain komunikasi visual
dari seni murni, di mana desain komunikasi visual harus bersifat universal (dapat
dimengerti oleh semua orang), sedangkan dalam seni murni lebih bersifat
emosional, di mana maksud dari seniman itu tidak harus dapat diartikan dan
dibaca oleh orang lain.
Pengertian Dan Fungsi Desain
Komunikasi Visual
Desain komunikasi visual adalah desain
yang mengkomunikasikan informasi dan pesan yang ditampilkan secara visual.
Desainer komunikasi visual berusaha untuk mempengaruhi sekelompok pengamat.
Mereka berusaha agar kebanyakan orang dalam target group (sasaran) tersebut
memberikan respon positif kepada pesan visual tersebut. Oleh karena itu desain
komunikasi visual harus komunikatif, dapat dikenal, dibaca dan dimengerti oleh
target group tersebut.
Seorang desainer komunikasi visual
yang profesional harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang luas tentang
komunikasi visual. Selain visualisasi dan bakat yang baik dalam berkomunikasi
secara visual, ia juga harus mempunyai kemampuan untuk menganalisa suatu
masalah, mencari solusi masalah tersebut dan mempresentasikan secara visual.
Alat-alat canggih seperti komputer dan printer yang up-to-date hanya berfungsi
sebagai sarana untuk meningkatkan produktifitas. Dalam perkembangannya selama
beberapa abad, desain komunikasi visual mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu
sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan instruksi, dan yang
terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi.
a.
Desain Komunikasi Visual sebagai sarana identifikasi
Fungsi dasar yang utama dari desain
komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat
mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga
dengan suatu benda atau produk, jika mempunyai identitas akan dapat
mencerminkan kualitas produk itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya
maupun konsumennya. Kita akan lebih mudah membeli minyak goreng dengan
menyebutkan merek X ukuran Y liter daripada hanya mengatakan membeli minyak
goreng saja. Atau kita akan membeli minyak goreng merek X karena logonya
berkesan bening, bersih, dan “sehat”.
b.
Desain Komunikasi Visual sebagai sarana informasi dan instruksi
Sebagai
sarana informasi dan instruksi, desain komunikasi visual bertujuan menunjukkan
hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan
skala; contohnya peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan
berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat
yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara
logis dan konsisten. Simbol-simbol yang kita jumpai sehari-hari seperti tanda
dan rambu lalu lintas, simbol-simbol di tempat-tempat umum seperti telepon
umum, toilet, restoran dan lain-lain harus bersifat informatif dan komunikatif,
dapat dibaca dan dimengerti oleh orang dari berbagai latar belakang dan kalangan. Inilah sekali
lagi salah satu alasan mengapa desain komunikasi visual harus bersifat
universal.
c.
Desain Komunikasi Visual sebagai sarana presentasi dan promosi
Tujuan
dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah
untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara
visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster. Penggunaan
gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna dan
mengesankan. Umumnya, untuk mencapai tujuan ini, maka gambar dan kata-kata yang
digunakan bersifat persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual
suatu produk atau jasa.
Elemen-Elemen Dalam Desain
Komunikasi Visual
Untuk
dapat berkomunikasi secara visual, seorang desainer menggunakan elemen-elemen
untuk menunjang desain tersebut. Elemen-elemen yang sering digunakan dalam
desain komunikasi visual antara lain adalah tipografi,
simbolisme, ilustrasi dan fotografi.
Elemen-elemen ini bisa digunakan sendiri-sendiri, bisa juga digabungkan.
Tidak banyak desainer komunikasi
visual yang sangat “fasih” di setiap bidang ini, tetapi kebanyakan mempunyai
kemampuan untuk bervisualisasi. Seorang desainer komunikasi visual harus
mengenal elemen-elemen ini. Jika ia tidak dapat mengambil sebuah foto tentang
kejadian tertentu, maka ia harus tahu fotografer mana yang mampu, bagaimana
mengemukakan keinginannya dan bagaimana memilih hasil akhir yang baik untuk
direproduksi. Ia juga harus dapat membeli dan menggunakan ilustrasi secara
efektif, dan seterusnya.
a. Desain dan Tipografi
Tipografi adalah seni menyusun huruf-huruf
sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai desain. Tipografi digunakan sebagai metode untuk
menerjemahkan kata-kata (lisan) ke dalam bentuk tulisan (visual). Fungsi bahasa
visual ini adalah untuk mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui
segala bentuk media, mulai dari label pakaian, tanda-tanda lalu lintas, poster,
buku, surat kabar dan majalah. Karena itupekerjaan seorang tipografer (penata huruf)
tidak dapat lepas dari semua aspek kehidupan sehari-hari.
Menurut
Nicholas Thirkell, seorang tipographer terkenal, pekerjaan dalam tipografi dapat dibagi dalam dua bidang,
tipografer dan desainer huruf (type designer). Seorang tipografer berusaha
untuk mengkomunikasikan ide dan emosi dengan menggunakan bentuk huruf yang
telah ada, contohnya penggunaan bentuk Script untuk mengesankan keanggunan,
keluwesan, feminitas, dan lain-lain. Karena itu seorang tipografer harus
mengerti bagaimana orang berpikir dan bereaksi terhadap suatu image yang
diungkapkan oleh huruf-huruf. Pekerjaan seorang tipografer memerlukan
sensitivitas dan kemampuan untuk memperhatikan detil. Sedangkan seorang
desainer huruf lebih memfokuskan untuk mendesain bentuk huruf yang baru.
Saat ini, banyak diantara kita yang
telah terbiasa untuk melakukan visualisasi serta membaca dan mengartikan suatu
gambar atau image. Disinilah salah satu tugas seorang tipografer untuk
mengetahui dan memahami jenis huruf tertentu yang dapat memperoleh reaksi dan
emosi yang diharapkan dari pengamat yang dituju.
Dewasa
ini, selain banyaknya digunakan ilustrasi dan fotografi,
tipografi masih dianggap sebagai elemen kunci dalam Desain Komunikasi Visual.
Kurangnya perhatian pada pengaruh dan pentingnya elemen tipografi dalam suatu
desain akan mengacaukan desain dan fungsi desain itu sendiri. Contohnya bila
kita melihat brosur sebuah tempat peristirahatan (resor), tentunya kita akan
melihat banyak foto yang menarik tentang tempat dan fasilitas dari tempat
tersebut yang membuat kita tertarik untuk mengunjungi tempat tersebut untuk
bersantai. Tetapi bila dalam brosur tersebut digunakan jenis huruf yang serius
atau resmi (contohnya jenis huruf Times), maka kesan santai, relax dan nyaman
tidak akan ‘terbaca’ dalam brosur tersebut.
b. Desain dan Simbolisme
Simbol telah ada sejak adanya manusia,
lebih dari 30.000 tahun yang lalu, saat manusia prasejarah membuat tanda-tanda
pada batu dan gambar-gambar pada dinding gua di Altamira, Spanyol. Manusia pada
jaman ini menggunakan simbol untuk mencatat apa yang mereka lihat dan kejadian
yang mereka alami sehari-hari.
Dewasa ini peranan simbol sangatlah
penting dan keberadaannya sangat tak terbatas dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kemanapun kita pergi, kita akan menjumpai simbol-simbol yang mengkomunikasikan
pesan tanpa penggunaan kata-kata. Tempat-tempat umum seperti pusat
perbelanjaan, hotel, restoran, rumah sakit dan bandar udara; semuanya
menggunakan simbol yang komunikatif dengan orang banyak, walaupun mereka tidak
berbicara atau menggunakan bahasa yang sama.
Simbol sangat efektif digunakan
sebagai sarana informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan,
contohnya sebagai komponen dari signing systems sebuah pusat perbelanjaan.
Untuk menginformasikan letak toilet, telepon umum, restoran, pintu masuk dan
keluar, dan lain-lain digunakan simbol.
Bentuk
yang lebih kompleks dari simbol adalah logo. Logo adalah identifikasi dari sebuah perusahaan, karena itu suatu logo mempunyai banyak persyaratan dan harus dapat mencerminkan perusahaan
itu. Seorang desainer harus mengerti tentang perusahaan itu, tujuan dan
objektifnya, jenis perusahaan dan image yang hendak ditampilkan dari perusahaan
itu. Selain itu logo harus bersifat unik, mudah diingat dan dimengerti oleh
pengamat yang dituju.
c.
Desain dan Ilustrasi
Ilustrasi adalah suatu bidang dari
seni yang berspesialisasi dalam penggunaan gambar yang tidak dihasilkan dari
kamera atau fotografi (nonphotographic image) untuk visualisasi. Dengan kata
lain, ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah gambar yang dihasilkan secara
manual.
Pada akhir tahun 1970-an, ilustrasi
menjadi tren dalam Desain Komunikasi Visual. Banyak orang yang akhirnya
menyadari bahwa ilustrasi dapat juga menjadi elemen yang sangat kreatif dan
fleksibel, dalam arti ilustrasi dapat menjelaskan beberapa subjek yang tidak
dapat dilakukan dengan fotografi, contohnya untuk untuk menjelaskan informasi
detil seperti cara kerja fotosintesis.
Seorang ilustrator seringkali
mengalami kesulitan dalam usahanya untuk mengkomunikasikan suatu pesan
menggunakan ilustrasi, tetapi jika ia berhasil, maka dampak yang ditimbulkan
umumnya sangat besar. Karena itu suatu ilustrasi harus dapat menimbulkan respon
atau emosi yang diharapkan dari pengamat yang dituju. Ilustrasi umumnya lebih
membawa emosi dan dapat bercerita banyak dibandingkan dengan fotografi, hal ini
dikarenakan sifat ilustrasi yang lebih hidup, sedangkan sifat fotografi hanya
berusaha untuk “merekam” momen sesaat.
Saat ini ilustrasi lebih banyak
digunakan dalam cerita anak-anak, yang biasanya bersifat imajinatif. Contohnya
ilustrasi yang harus menggambarkan seekor anjing yang sedang berbicara atau
anak burung yang sedang menangis karena kehilangan induknya atau beberapa ekor
kelinci yang sedang bermain-main. Ilustrasi-ilustrasi yang ditampilkan harus
dapat merangsang imajinasi anak-anak yang melihat buku tersebut, karena umumnya
mereka belum dapat membaca.
d.
Desain dan Fotografi
Ada dua
bidang utama di mana seorang desainer banyak menggunakan elemen fotografi,
yaitu penerbitan (publishing) dan periklanan (advertising). Beberapa tugas dan
kemampuan yang diperlukan dalam kedua bidang ini hampir sama. Menurut Margaret
Donegan dari majalah GQ, dalam penerbitan (dalam hal ini majalah) lebih
diutamakan kemampuan untuk bercerita dengan baik dan kontak dengan pembaca; sedangkan dalam
periklanan (juga dalam majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk menjual produk
yang diiklankan tersebut.
Kriteria
seorang fotografer yang dibutuhkan oleh sebuah penerbitan juga berbeda dengan
periklanan. Dalam penerbitan, fotografer yang dibutuhkan adalah mereka yang
benar-benar kreatif dalam “bercerita”, karena foto-foto yang mereka ambil haruslah dapat “bercerita” dan
menunjang berita yang diterbitkan. Sedangkan dalam periklanan, fotografer yang
dibutuhkan adalah mereka yang kreatif dan jeli, serta mempunyai keahlian untuk
bervisualisasi. Contohnya, jika sebuah penerbit hendak menerbitkan berita tentang
perampokan, maka fotografer harus berusaha untuk mengambil foto-foto yang dapat
menunjang berita tersebut, misalnya suasana di sekitar tempat kejadian, korban,
saksi mata dan lain-lain. Jika sebuah perusahaan periklanan hendak
mempromosikan suatu parfum wanita yang berkesan anggun dan lembut, maka
fotografer harus dapat mengambil foto-foto yang menonjolkan keanggunan dan
kelembutan dari parfum tersebut, misalnya dengan latar belakang kain sutra denganwarna-warna pastel yang berkesan lembut.
Fotografi sering dipakai selain karena
permintaan klien, juga karena lebih “representatif”. Contohnya jika sebuah
majalah yang memuat tentang wawancara dengan seorang bintang sinetron yang
sedang naik daun, maka akan digunakan foto dari bintang itu untuk menunjang
desain di samping isi berita itu sendiri. Contoh lain, untuk menggambarkan
sebuah tempat berlibur dalam sebuah brosur biro perjalanan, jika menggunakan
ilustrasi hasilnya tidak akan semenarik dibandingkan dengan foto.
Fotografi sangat efektif untuk
mengesankan keberadaan suatu tempat, orang atau produk. Sebuah foto mempunyai
kekuasaan walaupun realita yang dilukiskan kadangkala jauh dari keadaan yang
sesungguhnya. Selain itu sebuah foto juga harus dapat memberikan kejutan dan
keinginan untuk bereksperimen, misalnya dalam hal mencoba resep masakan yang
baru atau tren berpakaian terbaru.
Selain
elemen-elemen ini, seorang desainer perlu mengerti tentang konsep dasar
pemasaran dan hubungannya dengan visualisasi. Ia juga perlu mempunyai kemampuan
untuk bekerja dengan rapi dan tepat. Ia juga perlu
mempunyai kemampuan untuk bersosialisasi (people skills) untuk menghadapi
klien, supplier, sub kontraktor, percetakan dan lain-lain.
Lapangan Kerja Desain Komunikasi Visual
1. Simbol
2. Logo
3. Majalah
4. Surat kabar
5. Periklanan
6. Katalog
7. Brosur
8. Stationery (kop surat, amplop dan kartu nama)
9. Poster
10. Papan iklan (billboard)
11. Promosi
12. Kalender
13. Kemasan
14. dan lain-lain
2. Logo
3. Majalah
4. Surat kabar
5. Periklanan
6. Katalog
7. Brosur
8. Stationery (kop surat, amplop dan kartu nama)
9. Poster
10. Papan iklan (billboard)
11. Promosi
12. Kalender
13. Kemasan
14. dan lain-lain
Dewasa
ini, seorang desainer komunikasi visual tidak hanya berspesialisasi di salah
satu bidang aplikasi. Contohnya, seorang desainer yang bekerja di sebuah
periklanan, tidak akan hanya mendesain iklan untuk suatu produk saja, tetapi
mungkin juga bertugas untuk mendesain kemasan, katalog dan logo dari produk tersebut.
Berikut beberapa lapangan kerja
seorang desainer komunikasi visual :
1. Periklanan
- Desainer
- Pemasaran (Account
Executive)
- Tenaga Kreatif (Creative
Director)
- Produksi
- Penulis Naskah (Copywriter,
Typesetter)
- Staf
- dan lain-lain
2. Studio Desain
- Desainer
- Pemasaran (Account
Executive)
- Tenaga Kreatif (Creative
Director)
- Produksi
- Penulis Naskah (Copywriter,
Typesetter)
- Desainer Lepas (Freelance)
- Dan lain-lain
3. Ilustrasi
- Ilustrator
- Kartunis
- Animator
- dan lain-lain
4. Komputer Graphis
- Operator
- Komputer Ilustrator
- Desainer
- dan lain-lain
5. Foto
- Fotografer
- Pembuat Slides
- Operator Camera
- Pencetak
- dan lain-lain
6. Percetakan
- Printer
- Operator mesin cetak
- Produksi
- Typesetter
- dan lain-lain
Sesuai dengan situasi dan kondisi
ekonomi sekarang ini, seorang desainer komunikasi visual dituntut untuk mampu
“ber-multi fungsi”. Ia tidak hanya bertugas mendesain saja, namun kadangkala ia
juga dituntut untuk dapat “menjual” hasil desainnya, mengawasi jalannya
produksi suatu brosur atau iklan dan lain-lain Karena itu kemampuan dasar dan
kemampuan menggunakan alat-alat canggih seperti komputer serta kemampuan untuk
bersosialisasi (people skill), di samping kemampuan dan pengetahuan yang luas
tentang desain itu sendiri adalah modal plus yang sangat menunjang karir
seorang desainer komunikasi visual.
Pemanfaatan Desain
Komunikasi Visual dalam Website
Web Murah - Apa yang sebenarnya kita lakukan dengan website kita
adalah berkomunikasi. Barang kali kita menggunakan facebook yang sederhana, itu
adalah juga dalam rangka berkomunikasi. Atau mungkin kita menggunakan sebuah
website pribadi kita, itu adalah juga bentuk komunikasi. Bahkan ketika sebuah
institusi besar yang menggunakan sebuah website yang sarat dengan sitem
aplikasi yang sangat rumit, pada dasarnya hal itu adalah bentuk komunikasi.
Sebagai sebuah bentuk komunikasi, website menerapkan komunikasi audio, komunikasi visual, dan komunikasi tertulis. Namun demikian yang sebenarnya paling menonjol dari komunikasi pada sebuah website adalah komunikasi visualnya. Hal ini karena hampir semua pengguna komputer menggunakan komputer yang kompatibel dengan fitur-fitur visual. Komunikasi secara audio tidak begitu menonjol karena selain tidak semua pengguna menggunakan komputer yang ada sarana audionya, juga komunikasi audio ini memerlukan kapasitas cukup besar. Komunikasitertulis sebenarnya juga menjadi salah satu bentuk komunikasi dalam setiap website, akan tetapi ketika komunikasi ditonjolkan pada unsur teksnya, maka kebanyakan orang tidak suka. Sehingga penggunaan tekspun harus juga dibatasi dan dibuat semenarik mungkin secara visual.
Sebagaimana telah disebutkan, memang komunikasi visual menjadi bentuk komunikasi yang paling menonjol dalam dunia website. Selain karena fiturnya yang bisa diterima banyak orang, juga karena kemudahan dan kecepatan orang dalam memahami bentuk komunikasi ini. Daripada membaca teks yang rumit, orang akan lebih mudah menerima pesan dengan suatu bentuk atau warna tertentu yang disusun denga cermat. Sehingga dengan komunikasi visual, pesan akan tersampaikan secara lebih tepat dan juga secara lebih cepat. Oleh karena pentingnya masalah ini, banyak perguruan tinggi yang bahkan menyediakan jurusan yang khsusus mempelajari masalah desain komunikasi visual.
Secara umum sebenarnya manfaat komunikasi visual sama dengan manfaat komunikasi secara umum. Yang pertama adalah sebagai sarana untuk menayampaikan informasi. Ketika sebuah perusahaan ingin memberitahukan berbagai layanan yang mereka miliki, maka perusahaan tersebut akan menyusunnya secara apik, sehingga informasi tersebut dapat ditangkap dengan mudah oleh pengunjung web mereka. Di sinilah diperlukannya desain komunikasi visual, sehingga berbagai informasi yang disampaikan dapat benar-benar lengkap sekaligus dapat secepat mungkin dibaca. Kita dapat membuat informasi yang lengkap tetapi lama dipahami oleh pengunjung web. Tentu hal itu bukan sesuatu yang memiliki desain komunikasi visual yang baik. Demikian juga hal yang sebaliknya, ketika orang dapat membuat informasi yang mereka sampaikan dapat dengan cepat diterima ,tetapi tidak diterima dengan lengkap tentunya itu juga bukan desain komunikasi visual yang baik.
Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam menyampaikan informasi sebuah website akan bersaing dengan banyak website lain yang juga bertujuan yang sama. Ketika website itu tidak mampu menarik dan menyampaikan informasi dengan cepat, maka pengunjung akan segera berpindah ke website lain untuk mengakses informai yang sama. Di sinilah sebenarnya pertarungan desain itu terjadi dalam dunia website.
Selain memberi informasi, seringkali komunikasi visual itu bertujuan untuk memerintahkan orang lain. Sebagai contoh ketika mendaftar akun email, maka kita harus melakukan langkah-langkah tertentu. Sehingga tujuan dari desain yang ditampilkan di situ adalah agar kita melakukan pengisisan form yang tersedia. Sehingga kita diperintah oleh web tersebut. Dengan desain komunikasi visual yang baik, semua perintah tersebut akan dilaksanakan oleh pengunjung website. Akan tetapi dengan desain komunikasi visual yang buruk, maka perintah yang diharapkan tidak akan dilaksanakan. Tidak dilaksanakan itu bisa karena perintahnya tidak jelas atau karen memang tidak menarik untuk dilaksanakan. Hal ini sangat ditentukan oleh desain komunikasi visualnya.
Selain untuk menyampaikan perintah dan informasi desain komuniasi visual juga bertujuan untuk menunjukkan identitas tertentu. Misalkan kita ingin menunjukkan sebagai orgaisasi yang ramah lingkungan, maka kita desain dengan warna-warna dominan hijau. Kita ingin terlihat sebagai organisasi dinamis, maka kita desain dengan warna yang bervariasi, dan sebagainya. Yang pada intinya desain yang dibuat akan mempengaruhi persepsi orang tentang kita. Atau menunjukkan identitas kita sebagai sebuah institusi.
Sebagai sebuah bentuk komunikasi, website menerapkan komunikasi audio, komunikasi visual, dan komunikasi tertulis. Namun demikian yang sebenarnya paling menonjol dari komunikasi pada sebuah website adalah komunikasi visualnya. Hal ini karena hampir semua pengguna komputer menggunakan komputer yang kompatibel dengan fitur-fitur visual. Komunikasi secara audio tidak begitu menonjol karena selain tidak semua pengguna menggunakan komputer yang ada sarana audionya, juga komunikasi audio ini memerlukan kapasitas cukup besar. Komunikasitertulis sebenarnya juga menjadi salah satu bentuk komunikasi dalam setiap website, akan tetapi ketika komunikasi ditonjolkan pada unsur teksnya, maka kebanyakan orang tidak suka. Sehingga penggunaan tekspun harus juga dibatasi dan dibuat semenarik mungkin secara visual.
Sebagaimana telah disebutkan, memang komunikasi visual menjadi bentuk komunikasi yang paling menonjol dalam dunia website. Selain karena fiturnya yang bisa diterima banyak orang, juga karena kemudahan dan kecepatan orang dalam memahami bentuk komunikasi ini. Daripada membaca teks yang rumit, orang akan lebih mudah menerima pesan dengan suatu bentuk atau warna tertentu yang disusun denga cermat. Sehingga dengan komunikasi visual, pesan akan tersampaikan secara lebih tepat dan juga secara lebih cepat. Oleh karena pentingnya masalah ini, banyak perguruan tinggi yang bahkan menyediakan jurusan yang khsusus mempelajari masalah desain komunikasi visual.
Secara umum sebenarnya manfaat komunikasi visual sama dengan manfaat komunikasi secara umum. Yang pertama adalah sebagai sarana untuk menayampaikan informasi. Ketika sebuah perusahaan ingin memberitahukan berbagai layanan yang mereka miliki, maka perusahaan tersebut akan menyusunnya secara apik, sehingga informasi tersebut dapat ditangkap dengan mudah oleh pengunjung web mereka. Di sinilah diperlukannya desain komunikasi visual, sehingga berbagai informasi yang disampaikan dapat benar-benar lengkap sekaligus dapat secepat mungkin dibaca. Kita dapat membuat informasi yang lengkap tetapi lama dipahami oleh pengunjung web. Tentu hal itu bukan sesuatu yang memiliki desain komunikasi visual yang baik. Demikian juga hal yang sebaliknya, ketika orang dapat membuat informasi yang mereka sampaikan dapat dengan cepat diterima ,tetapi tidak diterima dengan lengkap tentunya itu juga bukan desain komunikasi visual yang baik.
Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam menyampaikan informasi sebuah website akan bersaing dengan banyak website lain yang juga bertujuan yang sama. Ketika website itu tidak mampu menarik dan menyampaikan informasi dengan cepat, maka pengunjung akan segera berpindah ke website lain untuk mengakses informai yang sama. Di sinilah sebenarnya pertarungan desain itu terjadi dalam dunia website.
Selain memberi informasi, seringkali komunikasi visual itu bertujuan untuk memerintahkan orang lain. Sebagai contoh ketika mendaftar akun email, maka kita harus melakukan langkah-langkah tertentu. Sehingga tujuan dari desain yang ditampilkan di situ adalah agar kita melakukan pengisisan form yang tersedia. Sehingga kita diperintah oleh web tersebut. Dengan desain komunikasi visual yang baik, semua perintah tersebut akan dilaksanakan oleh pengunjung website. Akan tetapi dengan desain komunikasi visual yang buruk, maka perintah yang diharapkan tidak akan dilaksanakan. Tidak dilaksanakan itu bisa karena perintahnya tidak jelas atau karen memang tidak menarik untuk dilaksanakan. Hal ini sangat ditentukan oleh desain komunikasi visualnya.
Selain untuk menyampaikan perintah dan informasi desain komuniasi visual juga bertujuan untuk menunjukkan identitas tertentu. Misalkan kita ingin menunjukkan sebagai orgaisasi yang ramah lingkungan, maka kita desain dengan warna-warna dominan hijau. Kita ingin terlihat sebagai organisasi dinamis, maka kita desain dengan warna yang bervariasi, dan sebagainya. Yang pada intinya desain yang dibuat akan mempengaruhi persepsi orang tentang kita. Atau menunjukkan identitas kita sebagai sebuah institusi.
Kesimpulan
Desain Komunikasi Visual merupakan
suatu bidang baru yang sedang dan akan terus berkembang. Dalam era globalisasi
ini peran Desain Komunikasi Visual tidak terlepas dari kehidupan manusia
sehari-hari dan menjadi sangat penting. Manusia dengan kesibukan sehari-hari
yang menyita sebagian besar waktunya, cenderung mengutamakan efektivitas.
Efektivitas dapat dicapai dengan mengkomunikasikan suatu informasi atau pesan
secara visual.
hari yang menyita sebagian besar
waktunya, cenderung mengutamakan efektivitas. Efektivitas dapat dicapai dengan
mengkomunikasikan suatu informasi atau pesan secara visual.Seiring dengan
majunya tingkat kecerdasan manusia, banyak diantara kita yang memiliki
kecenderungan dan “fasih” dalam bervisualisasi, sehingga mempermudah tujuan dan
fungsi dari Desain Komunikasi Visual itu sendiri yaitu sebagai sarana
identifikasi, sarana informasi dan instruksi, dan sarana presentasi dan
promosi.
Desain sendiri adalah suatu evolusi.
Untuk sebagian orang, desain merupakan suatu perjalanan atau proses yang
menyenangkan. Apa yang kita pikirkan dalam proses itu bercerita tentang diri
kita dan proses kreatifitas. Selain itu, mengajarkan kita bagaimana sebuah
desain yang berhasil lahir dari berbagai proses mencoba dan gagal (trial and
error). Pada akhirnya, hasil dari desain itulah yang tentunya mendapatkan
pengakuan, tetapi prosesnya yang membuat hasil itu menjadi berarti.
Eugene Delacroix :
Kita bekerja bukan hanya untuk
berproduksi, tetapi untuk membuat waktu menjadi berharga.
Daftar Pustaka
1. Abbey, Norman. Notes. Art 50A. Pasadena City College, Pasadena, California. 1992
2. Arntson, Amy E. Graphic Design Basics, Holt, Reinhart and Winston, Inc., Orlando. 1988
3. Cotton, Bob. The New Guide to Graphic Design. Phaidon, Oxford. 1990
4. De Neve, Rose. The Designer’s Guide to Creating Corporate I.D. Systems. North Light Books, Cincinnati, Ohio. 1992
5. Falzone, Michael. Notes. Graphic Design II. American College for the Applied Arts, Los Angeles, California. 1994
6. Hollis, Richard. Graphic Design A Concise History. Thames & Hudson Ltd., London. 1994
7. Lawson, Bryan. How Designers Think .The Architectural Press Ltd., London. 1980
8. Marquand, Ed. Graphic Design Presentations. Van Nostrand Reinhold, New York. 1986
9. Napoles, Veronica. Corporate Identity Design. Van Nostrand Reinhold, New York. 1988
10. Supon Design Group. Design in Progress. Nippan Publication, Carson, California. 1992.
11. http://mastoro.blogdetik.com/tag/pemanfaatan-desain-komunikasi-visual-dalam-website/
12. http://www.ahlidesain.com/elemen-elemen-dalam-desain-komunikasi-visual.html
13.http://suharyadi-syahramadhan-trapani.blogspot.com/2014/12/desain-komunikasi-visual-tugas-3.html